Bahasa Indonesia dalam Media Massa : Pilar Informasi Nasional


 

Bahasa Indonesia dalam Media Massa : 
Pilar Informasi Nasional

Abstrak

    Media massa merupakan sarana utama penyebaran informasi yang menjangkau masyarakat luas. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional sekaligus bahasa negara memiliki peran penting dalam memastikan informasi tersebut dapat dipahami dengan baik oleh semua kalangan. Namun, penggunaan bahasa Indonesia di media massa sering kali menghadapi kendala, seperti kesalahan ejaan, pencampuran bahasa asing, hingga lemahnya pengawasan redaksional. Tulisan ini membahas bahasa Indonesia di media massa, berbagai permasalahan yang muncul, serta langkah-langkah strategi yang bisa dilakukan agar bahasa Indonesia tetap berfungsi sebagai pilar informasi nasional. 

    Selain itu, massa media juga memiliki pengaruh besar dalam membentuk pola bahasa sehari-hari masyarakat. Setiap kata, istilah, maupun struktur kalimat yang muncul dalam berita, iklan, atau siaran, secara tidak langsung menjadi rujukan penggunaan bahasa bagi publik. Oleh karena itu, konsistensi penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai kaidah bukan sekadar masalah teknis redaksional, tetapi juga mencakup tanggung jawab sosial media dalam menjaga kualitas literasi bangsa.

 

Kata Kunci : 

  • Bahasa Indonesia 
  • Media Massa
  • Informasi Nasional
  • Identitas
  • Kesalahan Bahasa

Pendahuluan

    Bahasa Indonesia bukan sekadar alat komunikasi, melainkan simbol identitas dan pemersatu bangsa. Dengan bahasa yang sama, masyarakat dari berbagai daerah dapat berinteraksi tanpa hambatan. Di era digital seperti sekarang, media massa—baik cetak, elektronik, maupun berani—menjadi saluran utama penyebaran bahasa Inggris. Berita, artikel, iklan, dan siaran televisi semuanya mempengaruhi cara masyarakat memahami dan menggunakan bahasa Indonesia.

    Modul 1 menegaskan bahwa media massa memiliki peran ganda: sebagai sarana penyampai informasi dan sebagai wadah pelatihan bahasa. Artinya, setiap berita yang dipublikasikan tidak hanya menyampaikan isi pesan, tetapi juga menjadi contoh penggunaan bahasa untuk masyarakat. Ketika media menggunakan bahasa yang baik, masyarakat terbiasa dengan bahasa yang benar. Sebaliknya, jika media penuh kesalahan, dampaknya bisa menurunkan kualitas berbahasa publik.

    Sayangnya, penggunaan bahasa Indonesia di media massa masih menghadapi tantangan. Kita sering menemukan berita yang penuh istilah asing, kalimat berbelit-belit, atau bahkan salah kaprah dalam penulisan ejaan. Kondisi ini perlu dibahas lebih jauh agar bahasa Indonesia benar-benar bisa berfungsi sebagai pilar informasi nasional.

    Memasuki era globalisasi, tantangan semakin besar. Media berani bersaing menyajikan berita secara cepat, bahkan terkadang tanpa proses penyuntingan yang matang. Akibatnya, kesalahan bahasa sering terjadi dan secara perlahan menurunkan kualitas penggunaan bahasa Indonesia di ruang publik.


Rumusan Masalah :

  1. Bagaimana peran bahasa Indonesia dalam massa media sebagai pilar informasi nasional?
  2. Apa saja permasalahan yang muncul dalam penggunaan bahasa Indonesia di media massa?
  3. Bagaimana dampak penggunaan bahasa yang tidak sesuai hukum terhadap masyarakat?
  4. Apa saja langkah yang dapat dilakukan untuk memperkuat penggunaan bahasa Indonesia di media massa?                  

Tujuan Penulisan :

  1. Menjelaskan peran bahasa Indonesia di media massa.
  2. Mengidentifikasi masalah-masalah kebahasaan yang sering muncul.
  3. Menganalisis dampak penggunaan bahasa yang keliru di media.
  4. Memberikan saran agar bahasa Indonesia tetap kokoh sebagai bahasa informasi nasional.


Permasalahan

Beberapa masalah utama penggunaan bahasa Indonesia di media massa, antara lain  :

  1. Kesalahan kebahasaan : Kesalahan ejaan, diksi, dan struktur kalimat masih banyak ditemukan di media cetak maupun berani.
  2. Campur kode : Pemakaian istilah asing berlebihan tanpa padanan bahasa Indonesia membuat informasi terasa eksklusif dan tidak ramah bagi semua pembaca.
  3. Kurangnya pengawasan redaksional : Banyak media yang lebih mengutamakan kecepatan berita daripada kualitas bahasa.
  4. Pengaruh globalisasi : Media sosial dan tren digital membuat bahasa gaul dan bahasa campuran lebih populer dibandingkan bahasa baku.

Pembahasan

1. Media Massa sebagai Pilar Informasi Nasional

Media massa memiliki peran besar dalam membentuk opini publik. Berita yang disampaikan media menjadi rujukan masyarakat dalam memahami isu-isu nasional. Oleh karena itu, bahasa Indonesia yang digunakan harus jelas, lugas, dan sesuai kaidah.

Jika media konsisten menggunakan bahasa baku, masyarakat terbiasa dengan bahasa yang benar. Sebaliknya, jika media sering menggunakan bahasa campuran atau salah kaprah, masyarakat pun akan menirunya. Dengan kata lain, media tidak hanya sekedar menyampaikan informasi, namun juga berfungsi sebagai “guru bahasa” bagi publik.

2. Masalah Penggunaan Bahasa di Media Massa

Hasil penelitian Harlin Turiah (2017) menunjukkan bahwa media di Ambon masih banyak melakukan kesalahan ejaan dan diksi. Hal ini membuktikan bahwa kompetensi kebahasaan wartawan masih perlu ditingkatkan. Penelitian lain oleh Azkiya dan Haliq (2023) menegaskan bahwa kesalahan bahasa di media bisa menimbulkan salah paham di masyarakat.

Selain itu, campur kode dengan bahasa asing juga menjadi masalah. Misalnya, istilah “upgrade”, “deadline”, atau “offline” sering dipakai tanpa padanan Indonesia. Padahal, padanan seperti “peningkatan”, “batas waktu”, atau “luring” sudah tersedia. Jika media tidak ikut melestarikan padanan ini, lama-lama masyarakat akan terbiasa dengan bahasa asing daripada bahasa nasional.

3. Dampak Penggunaan Bahasa yang Tidak Baku

Penggunaan bahasa yang salah di media massa mempunyai dampak yang serius. Pertama, menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap media, karena bahasa yang berantakan memberi kesan kurang profesional. Kedua, menimbulkan salah tafsir informasi. Misalnya, judul berita yang ambigu bisa mengobarkan pembaca. Ketiga, hilangnya identitas bahasa Indonesia, karena masyarakat semakin terbiasa dengan pencampuran bahasa Indonesia.

4. Upaya Penguatan Bahasa Indonesia di Media Massa

Untuk mengatasi masalah tersebut, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan:

  • Peraturan pemerintah. UU No. 24 Tahun 2019 menegaskan bahwa bahasa Indonesia wajib digunakan dalam media massa. Aturan ini harus ditegakkan secara konsisten.
  • Pelatihan jurnalis. Wartawan dan penulis berita perlu mendapat pelatihan kebahasaan secara berkala.
  • Peran editor bahasa. Media sebaiknya memiliki tim khusus yang memeriksa bahasa sebelum dipublikasikan.
  • Kritik dari masyarakat. Pembaca juga bisa berperan dengan memberi masukan jika menemukan kesalahan bahasa.


Kesimpulan

Bahasa Indonesia di media massa benar-benar berperan sebagai pilar informasi nasional. Media bukan hanya menyampaikan berita, tapi juga membentuk cara masyarakat berbahasa. Sayangnya, masih ada masalah seperti kesalahan kebahasaan, campur kode, dan lemahnya pengawasan redaksional. Jika hal ini tidak diperbaiki, bahasa Indonesia bisa kehilangan wibawanya.

Saran 

  1. Media perlu lebih serius menjaga kualitas bahasa dengan melibatkan editor bahasa.
  2. Jurnalis perlu rutin mengikuti pelatihan kebahasaan agar kompetensi meningkat.
  3. Pemerintah harus menegakkan regulasi penggunaan bahasa Indonesia di media massa.
  4. Masyarakat bisa ikut memperhatikan dengan memberi masukan terhadap penggunaan bahasa di media.


Daftar Pustaka

  • Modul 1: Bahasa Indonesia dalam Media Massa.
  • Turiah, H. (2017). Penggunaan Bahasa Indonesia pada Media Massa di Kota Ambon. Jurnal TOTOBUANG, 5(1), 45–56.
  • Azkiya, N., & Haliq, A. (2023). Kesalahan Berbahasa dalam Media Massa serta Dampaknya terhadap Pemahaman Publik. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 7(2), 122–134.
  • Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2019 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.

Comments

Popular posts from this blog

Bahasa Indonesia yang Efektif dalam Penulisan Skripsi dan Tesis