A28_ Septiawan Adi Saputra_Tugas Mandiri 4B

 10 soal isian

  1. Kaidah bahasa dalam penulisan akademik mencakup tata bahasa, ejaan, diksi, dan gaya bahasa.
  2. Kalimat efektif harus memiliki lima ciri utama, yaitu kehematan, kepaduan, kejelasan, kesatuan, dan kecermatan.
  3. Struktur dasar kalimat Bahasa Indonesia yang digunakan dalam teks akademik dikenal dengan istilah Subjek–Predikat–Objek–Keterangan (SPOK).
  4. Contoh kata serapan dari bahasa Inggris yang telah disesuaikan secara fonologis adalah komputer.
  5. Dalam teks akademik, penggunaan kata ganti seperti “saya” sebaiknya dihindari dan diganti dengan kata penulis.
  6. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan edisi kelima dikenal dengan singkatan EYD V.
  7. Huruf miring dalam penulisan akademik digunakan untuk menuliskan judul buku, majalah, dan istilah asing yang belum diserap.
  8. Kesalahan struktur paralel dalam kalimat dapat menyebabkan  ketidaktepatan makna dan menurunkan kualitas tulisan.
  9. Salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk membantu revisi bahasa ilmiah adalah Quillbot.
  10. Menurut modul, revisi bahasa ilmiah merupakan bagian dari proses akademik yang berkelanjutan.

Soal Esai

1. Jelaskan mengapa penggunaan kaidah bahasa yang tepat dalam teks akademik dianggap sebagai indikator profesionalisme dan integritas ilmiah seorang penulis.

jawab : Kaidah bahasa yang tepat mencerminkan kemampuan berpikir sistematis dan tanggung jawab akademik penulis. Ketepatan tata bahasa, ejaan, dan diksi menunjukkan profesionalisme serta menjaga integritas ilmiah. Sebaliknya, kesalahan berbahasa dapat menimbulkan ambiguitas dan menurunkan kredibilitas tulisan.


2. Uraikan lima ciri kalimat efektif dalam penulisan akademik dan berikan masing-masing satu contoh kalimat yang sesuai.

jawab: 

  • Kehematan: Menghindari penggunaan kata yang berlebihan. Contoh: Mahasiswa harus mengumpulkan tugas tepat waktu.
  • Kepaduan: Unsur kalimat saling berhubungan dan logis. Contoh: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pola makan terhadap daya tahan tubuh.
  • Kejelasan: Struktur kalimat mudah dipahami dan tidak ambigu. Contoh: Dosen memberikan arahan kepada mahasiswa sebelum penelitian dimulai.
  • Kesatuan: Setiap kalimat memiliki satu gagasan utama. Contoh: Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu memengaruhi laju pertumbuhan bakteri.
  • Kecermatan: Pemilihan kata dan struktur kalimat tepat sesuai makna. Contoh: Data dikumpulkan melalui observasi langsung di lapangan.

3. Bandingkan peran huruf kapital dan huruf miring dalam penulisan akademik menurut EYD V. Sertakan contoh penggunaannya dalam kalimat.

jawab : 

  • Huruf Kapital: Digunakan pada awal kalimat, nama diri, gelar kehormatan, jabatan yang diikuti nama orang, serta nama instansi. Contoh: Penelitian ini dilakukan di Universitas Indonesia.
  • Huruf Miring: Digunakan untuk menulis judul buku, nama majalah, atau istilah asing yang belum diserap. Contoh: Istilah sustainability sering digunakan dalam studi lingkungan.

 

4. Mengapa revisi bahasa ilmiah penting dilakukan sebelum naskah dipublikasikan? Jelaskan langkah-langkah self-editing yang dapat dilakukan oleh mahasiswa.

jawab : Revisi bahasa ilmiah penting dilakukan untuk memastikan ketepatan logika, struktur, dan gaya penulisan agar sesuai dengan standar akademik. Revisi mencegah kesalahan yang dapat mengaburkan makna atau menurunkan kualitas tulisan.

Langkah-langkah self-editing:

  1. Membaca ulang naskah secara menyeluruh dengan fokus pada alur ide.
  2. Memeriksa tata bahasa, ejaan, dan tanda baca berdasarkan EYD V.
  3. Mengevaluasi kejelasan kalimat dan hubungan antarparagraf.
  4. Mengganti diksi yang kurang tepat atau tidak akademik.
  5. Menggunakan alat bantu seperti Grammarly atau fitur pemeriksa ejaan sebelum publikasi.

5. Dalam konteks penulisan akademik, bagaimana pemilihan diksi dan gaya bahasa dapat memengaruhi persepsi pembaca terhadap kredibilitas tulisan?

jawab : Pemilihan diksi yang tepat dan gaya bahasa yang objektif menentukan sejauh mana pembaca menilai keilmiahan dan profesionalitas penulis. Diksi akademik mencerminkan ketelitian, netralitas, dan kecakapan konseptual. Gaya bahasa yang terlalu informal, emosional, atau ambigu dapat menurunkan kredibilitas tulisan. Sebaliknya, gaya bahasa yang lugas, logis, dan konsisten menunjukkan penguasaan materi serta memperkuat kepercayaan pembaca terhadap validitas argumen yang disampaikan.

 


Comments

Popular posts from this blog

Bahasa Indonesia dalam Media Massa : Pilar Informasi Nasional

A28_ Septiawan Adi Saputra_Tugas Mandiri 2A

A28_Septiawan Adi Saputra_Tugas Mandiri 1