Bahasa Indonesia yang Efektif dalam Penulisan Skripsi dan Tesis

 


Bahasa Indonesia yang Efektif dalam Penulisan Skripsi dan Tesis


Abstrak


Bahasa Indonesia memiliki kedudukan penting dalam dunia akademik, terutama pada penulisan karya ilmiah seperti skripsi dan tesis. Keefektifan bahasa bukan hanya soal kepatuhan terhadap kaidah tata bahasa, melainkan juga mencakup aspek kejelasan, ketepatan, konsistensi, dan keterpaduan ide. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji prinsip-prinsip penggunaan Bahasa Indonesia yang efektif dalam penulisan skripsi dan tesis, mengidentifikasi tantangan yang sering dihadapi mahasiswa, serta merumuskan strategi perbaikan. Metode penelitian berupa studi literatur dengan mengacu pada Modul 1 Bahasa Indonesia Akademik serta beberapa referensi lain yang relevan. Hasil kajian menunjukkan bahwa banyak mahasiswa masih menghadapi kesulitan dalam menulis dengan bahasa yang runtut, bebas dari ambiguitas, dan sesuai dengan kaidah ilmiah.

Beberapa kendala yang sering muncul meliputi penggunaan bahasa lisan dalam teks akademik, kurangnya konsistensi istilah, lemahnya penguasaan ejaan, serta kecenderungan menyalin tanpa parafrasa. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan strategi berupa penguatan kemampuan literasi akademik, penerapan standar kebahasaan yang jelas, pelatihan intensif penulisan, serta pemanfaatan teknologi digital untuk pengecekan bahasa. Dengan penerapan strategi tersebut, Bahasa Indonesia dapat menjadi sarana komunikasi ilmiah yang efektif, memperkuat kualitas karya akademik, dan mendukung pengembangan ilmu pengetahuan.


Kata Kunci

  • Bahasa Indonesia
  • Penulisan Akademik
  • Skripsi
  • Tesis
  • Efektivitas Bahasa

Pendahuluan

Skripsi dan tesis merupakan karya tulis ilmiah yang menjadi syarat kelulusan mahasiswa di perguruan tinggi. Sebagai karya akademik, keduanya menuntut penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah ilmiah, jelas, padat, konsisten, dan sistematis. Bahasa Indonesia dalam konteks ini tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai instrumen untuk membangun argumentasi, menyampaikan data, serta menegaskan hasil penelitian.

Dalam praktiknya, banyak mahasiswa mengalami kesulitan dalam menulis karya ilmiah. Masalah yang muncul biasanya berkaitan dengan penggunaan bahasa yang kurang efektif: kalimat bertele-tele, struktur paragraf tidak runtut, penggunaan istilah tidak konsisten, atau bahkan pencampuran gaya bahasa lisan dalam teks akademik. Kondisi ini menunjukkan bahwa penguasaan bahasa akademik masih menjadi tantangan besar di dunia pendidikan tinggi.

Modul 1 Bahasa Indonesia menekankan bahwa penulisan akademik memerlukan pemahaman bahasa sebagai sistem formal yang memiliki aturan baku. Hal ini mencakup penggunaan ejaan yang sesuai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), pemilihan kata yang tepat, struktur kalimat efektif, serta keterpaduan antargagasan. Dengan penguasaan bahasa yang baik, skripsi dan tesis tidak hanya menjadi syarat administratif, tetapi juga berkontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan.


Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat tiga permasalahan utama yang dibahas dalam tulisan ini :

  1. Bagaimana prinsip-prinsip penggunaan Bahasa Indonesia yang efektif dalam penulisan skripsi dan tesis?
  2. Apa saja tantangan yang dihadapi mahasiswa dalam menerapkan bahasa akademik yang baik?
  3. Strategi apa yang dapat ditempuh untuk meningkatkan kualitas kebahasaan dalam penulisan skripsi dan tesis?

Pembahasan 

1. Prinsip Bahasa Indonesia yang Efektif dalam Penulisan Akademik

Dalam menulis skripsi atau tesis, hal yang paling mendasar adalah memastikan bahasa yang dipakai bisa menyampaikan maksud dengan jelas. Banyak mahasiswa sering terjebak menulis kalimat panjang yang penuh istilah, padahal inti pesannya sederhana. Misalnya, kalimat “dalam rangka memperoleh pemahaman yang lebih mendalam terkait fenomena sosial masyarakat” sebenarnya bisa dipadatkan menjadi “untuk memahami fenomena sosial.” Kejelasan semacam ini membuat tulisan lebih mudah dipahami pembaca maupun penguji.

Selain jelas, ketepatan juga penting. Contohnya, ada perbedaan antara kata responden dan informan. Kalau penelitian kuantitatif biasanya memakai istilah responden, sementara penelitian kualitatif cenderung menggunakan informan. Kesalahan pemakaian kata bisa bikin tulisan terlihat kurang cermat.

Konsistensi juga tidak kalah penting. Sering kali mahasiswa menulis istilah berbeda di bab satu dan bab empat, padahal maksudnya sama. Misalnya, di awal menggunakan kata “remaja” lalu di bagian lain menulis “pemuda.” Hal ini bisa membingungkan pembaca karena tampak tidak konsisten.

Terakhir, tulisan akademik menuntut keterpaduan. Artinya, antarparagraf harus nyambung, ada alur logis dari satu gagasan ke gagasan berikutnya. Skripsi atau tesis yang alurnya meloncat-loncat akan membuat pembaca kehilangan arah.

2. Tantangan yang Dihadapi Mahasiswa

Meski aturan penulisan sudah jelas, kenyataannya banyak mahasiswa kesulitan menerapkannya. Ada beberapa hal yang sering jadi kendala.

Pertama, kebiasaan menggunakan bahasa lisan. Karena sehari-hari terbiasa ngobrol santai, gaya bahasa itu kadang kebawa ke dalam tulisan. Misalnya penggunaan kata “dimana” yang sering dipakai sebagai penghubung kalimat, padahal tidak sesuai dengan kaidah baku.

Kedua, masalah kosakata ilmiah. Tidak semua mahasiswa terbiasa membaca jurnal, sehingga pilihan katanya masih terbatas. Akhirnya banyak yang menggunakan istilah umum yang kurang tepat untuk konteks penelitian.

Ketiga, soal ejaan dan tanda baca. Kesalahan kecil seperti menaruh koma atau huruf kapital sering dianggap sepele, padahal dalam karya ilmiah itu bisa menurunkan kualitas tulisan.

Selain itu, ada juga masalah konsistensi sitasi dan daftar pustaka. Tidak jarang dalam teks menggunakan gaya APA, tetapi di daftar pustaka malah bercampur dengan gaya lain. Ini membuat skripsi tampak kurang rapi.

3. Strategi untuk Meningkatkan Keefektifan Bahasa

Menghadapi tantangan tersebut, ada beberapa langkah yang bisa ditempuh.

Pertama, mahasiswa perlu dilatih sejak awal perkuliahan untuk terbiasa menulis dalam gaya akademik. Tidak cukup hanya diajarkan teori, tetapi juga praktek membuat ringkasan jurnal, resensi, atau esai dengan bahasa formal.

Kedua, pemanfaatan teknologi bisa membantu. Sekarang ada banyak aplikasi pengecekan tata bahasa dan sitasi otomatis yang bisa meminimalisasi kesalahan. Meskipun tidak boleh bergantung sepenuhnya, setidaknya bisa jadi alat bantu.

Ketiga, pedoman penulisan yang jelas dari kampus sangat diperlukan. Kadang tiap fakultas punya aturan berbeda, sehingga mahasiswa bingung harus mengikuti yang mana. Kalau pedoman diseragamkan, mahasiswa bisa lebih mudah menulis dengan konsisten.

Keempat, peran dosen pembimbing sangat penting. Bukan hanya memberi masukan soal isi penelitian, tetapi juga memperhatikan aspek bahasa. Mahasiswa sering kali tidak sadar kesalahan bahasanya, dan di sinilah pembimbing berperan memberi koreksi.

Terakhir, mahasiswa sendiri perlu membiasakan diri membaca karya ilmiah. Dengan sering membaca, tanpa sadar mereka akan meniru pola bahasa akademik yang baik. Kebiasaan ini jauh lebih efektif daripada hanya menghafal aturan bahasa.


Kesimpulan

Bahasa Indonesia yang efektif dalam penulisan skripsi dan tesis merupakan prasyarat penting untuk menghasilkan karya ilmiah berkualitas. Prinsip kejelasan, ketepatan, konsistensi, keterpaduan, dan kepatuhan terhadap kaidah kebahasaan harus diterapkan secara konsisten. Meskipun banyak tantangan mulai dari pengaruh bahasa lisan, keterbatasan kosakata ilmiah, hingga lemahnya penguasaan PUEBI upaya peningkatan mutu dapat dilakukan melalui pelatihan, penggunaan teknologi, bimbingan intensif, serta kebiasaan membaca karya akademik.

Dengan strategi yang tepat, mahasiswa tidak hanya mampu menyelesaikan tugas akhirnya, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan melalui karya tulis yang rapi, jelas, dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis.


Saran

  1. Bagi Pemerintah dan Perguruan Tinggi : memperkuat kebijakan literasi akademik, menyediakan pelatihan kebahasaan, dan memperluas akses pada sumber belajar digital.
  2. Bagi Dosen Pembimbing : memberikan perhatian pada aspek kebahasaan, bukan hanya metodologi dan isi penelitian.
  3. Bagi Mahasiswa : meningkatkan keterampilan menulis melalui latihan, membaca literatur ilmiah, serta memanfaatkan teknologi pendukung.
  4. Bagi Peneliti: melakukan kajian lebih lanjut mengenai efektivitas pelatihan bahasa akademik dan dampaknya terhadap kualitas skripsi dan tesis.

Daftar Pustaka

  • Alwi, H., Dardjowidjojo, S., Lapoliwa, H., & Moeliono, A. M. (2017). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
  • Kridalaksana, H. (2022). Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.
  • Modul 1. Bahasa Indonesia Akademik dan Penulisan Ilmiah. [Nama Penulis Modul], [Tahun], [Institusi].
  • Mulyana, D. (2018). Menulis Akademik: Panduan untuk Mahasiswa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
  • Sugihastuti, S. (2020). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Comments

Popular posts from this blog

Bahasa Indonesia dalam Media Massa : Pilar Informasi Nasional